Kejadian Stunting Pada Anak Usia Prasekolah (35 Tahun) Berdasarkan Status Sosial Ekonomi Dan Penyakit Infeksi
Abstract
Latar Belakang: Stunting adalah panjang atau tinggi badan yang lebih dari minus dua standar
deviasi median standar pertumbuhan anak dari WHO yang bermula pada proses tumbuh kembang
janin dalam kandungan sampai usia 2 tahun dengan efek jangka pendek maupun jangka panjang.
Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan status sosial ekonomi
dan penyakit infeksi dengan kejadian stunting pada anak usia prasekolah di Kecamatan
Sugihwaras Kabupaten Bojonegoro.
Metode Penelitian: penelitian menggunakan desain analitik korelasi dengan pendekatan Kohort
retrospektif. Penelitian dilakukan pada bulan februari-Maret 2020. Sampel diambil dengan teknik
random sampling. Sampel sebanyak 36 anak stunting usia prasekolah. Data dianalisis dengan uji
regresi logistik.
Hasil Penelitian: menunjukkan ada hubungan status sosial ekonomi (P=0,000) dengan kejadian
stunting. ada hubungan penyakit infeksi (P=0,000) dengan kejadian stunting. Namun pada uji
regresi logistik didapatkan ada hubungan status sosial ekonomi (p=0,012) dan tidak ada hubungan
penyakit infeksi (p=0,071) dengan kejadian stunting.
Kesimpulan dan Saran: Anak usia prasekolah dengan status sosial ekonomi kelas menengah
kebawah 30.549 kali lebih besar berisiko mengalami stunting dibandingkan dengan anak usia
prasekolah dengan status sosial ekonomi kelas atas. Diharapkan hasil penelitian dapat memberikan
informasi tambahan untuk mengubah pola fikir keluarga mengenai kejadian stunting.
Kata Kunci : Status sosial ekonomi, penyakit infeksi, anak prasekolah, stunting
References
Dengan Stunting Pada Anak Kelas Satu Di Sdi Taqwiyatul Wathon, Daerah Pesisir
Kota Semarang. 7.
Annisa, Suriani, S., & Yulia. (2018). Kejadian Stunting pada Balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Kilasah Serang Banten. 8, 45–52.
Ariati, L. I. P. (2019). Faktor-Faktor Resiko Penyebab Terjadinya Stunting Pada Balita
Usia 23-59 Bulan Risk Factors Causes Of Stunting In Toddlers Aged 23-59 Months.VI(1), 28–37.
Aridiyah, F. O., Rohmawati, N., & Ririanty, M. (2015). Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kejadian Stunting pada Anak Balita di Wilayah Pedesaan dan
Perkotaan ( The Factors Affecting Stunting on Toddlers in Rural and Urban Areas
). 3(1).
Asrianti, T., Afiah, N., & Muliyana, D. (2019). Tingkat Pendapatan, Metode
Pengasuhan, Riwayat Penyakit Infeksi dan Risiko Kejadian Stunting pada Balita di
Kota Samarinda. 2, 1–8.
Azmii, F., & Arini, F. A. (2018). Karakteristik Ibu, Riwayat Asi Eksklusif Dan Riwayat
Penyakit Kerja Puskesmas Sukmajaya. 13, 17–23.
Dewi, C., & Adhi, T. (2016). Pengaruh Konsumsi Protein Dan Seng Serta Riwayat
Penyakit Infeksi Terhadap Kejadian Stunting Pada Anak Balita Umur 24-59 Bulan
Di Wilayah Kerja Puskesmas Nusa Penida. 3(1), 36–46.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. (2014). Laporan Bulanan Seksi Gizi Tahun 2014
(LB3). Surabaya.
Efendi, A. (2015). Hubungan kejadian stunting dengan frekuensi penyakit ISPA dan
diare pada balita usia 12-48 bulan di wilayah kerja Puskesmas Gilingan Surakarta.
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Fikawati, Sandra, Syafiq, A., & Veratamala, A. (2017). Gizi Anak dan Remaja (PT Raja
Grafindo Persada, Ed.). Depok.
Hadi, M. I., Kumalasari, M. L. F., & Kusumawati, E. (2019). Faktor Risiko yang
Berhubungan dengan Kejadian Stunting di Indonesia. (1).
Ikhtiarti, W., Rahfiludin, M. Z., & Nughraheni, S. A. (2020). Faktor Determinan yang
Berhubungan Dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 1-3 Tahun di Wilayah
Pesisie Kabupaten Brebes. 8, 260–271.
Kementeri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan T. (2017). Buku Saku Desa
dalam Penanganan Stunting (1st ed.). jakarta.
Maulidah, W. B., Rohmawati, N., Sulistiyani, S., Gizi, B., Masyarakat, K., Masyarakat,
F. K., & Jember, U. (2019). Faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting
pada balita di Desa Panduman Kecamatan Jelbuk Kabupaten Jember (Risk factor
of stunting among under five children in Panduman Village , Jelbuk Sub- District ,
Jember Regency). 02(02), 89–100.
Nurmayasanti, A., & Mahmudiono, T. (2019). Status Sosial Ekonomi dan Keragaman
Pangan Pada Balita Stunting dan Non- Stunting Usia 24-59 Bulan di Wilayah Kerja
Puskesmas Wilangan Kabupaten Nganjuk Socio-Economic Status and Dietary
Diversity in Stunting and Non-Stunting Underfive Aged 24-59 Months i. 114–121.
https://doi.org/10.2473/amnt.v3i2.2019.114-121
Nursalam. (2014). Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis Edisi 3.Jakarta: Salemba Medika.
Pibriyanti, K., Suryono, & Luthfi, C. A. (2019). Faktor - Faktor Yang Berhubungan
dengan Puskesmas Slogohimo Kabupaten Wonogiri. 3(November), 42–49.
Potter, P. A., & Perry, A. G. (2010). Fundamental Keperawatan (7th ed.). Jakarta:
Salemba Medika.
Sakti, E. S. (2018). Situasi Balita Pendek (Stunting) di Indonesia. jakarta: Didik
Budijanto.
Tysmala, N., & Widari, D. (2018). Hubungan Berat Badan Lahir Rendah dan Penyakit
Infeksi dengan Kejadian Stunting pada Baduta di Desa Maron Kidul Kecamatan
Maron
Kabupaten
Probolinggo.
373–381.
https://doi.org/10.2473/amnt.v2i4.2018.373-381
Waroh, Y. K. (2019). Pemberian Makanan Tambahan Sebagai Upaya Penanganan
Stunting. XI(1), 47–54.
Waryana. (2016). Promosi Kesehatan, Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Wellina, W. F., Kartasurya, M. I., & Rahfilludin, M. Z. (2016). Faktor risiko stunting
pada anak umur 12-24 bulan. 5(1), 55–61.